Welcome Message

Blog ini didedikasikan bagi Masyarakat Dunia Maya Indonesia sebagai Forum Komunikasi antar para penggiat teknologi Dunia Maya agar dapat saling berukar informasi dan perkembangan teknologi Dunia Maya di Indonesia dan di Dunia Global Untuk memberikan Komentar/Tanggapan atas posting di Blog ini, Silahkan Klik icon "?" dan isikan komentar/tanggapan Anda sekalian. Silahkan tekan TAB bila diminta mengisi KODE VERIFIKASI Semoga bermanfaat.

MP3 Clips

Sebuah Pemikiran buat Masa Depan Anak-Cucu Kita: "Waiting Game is a Losing Game"

0

1. "Waiting Game is a Losing Game"

Kita sudah tertinggal selama 3-tahun dalam menerapkan Broadband Wireless Access sebagai infrastruktur utama untuk menjadikan jaringan Broadband sebagai enabler pertumbuhan perekonomian bangsa. Untuk tiap 10% penetrasi jaringan Broadband, maka secara empiris diperoleh pertumbuhan GDP sebesar 1,38%. GDP Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan sebesar US$1.000 milyar. Bila kita angap tiap tahun jaringan broadband itu tumbuh sebesar 10%, maka dalam 3-tahun seharusnya GDP itu tumbuh sebagai dampak Broadband Economy sebesar 3x1,38%xUS41.000 milyar = US$41,4 milyar atau Rp414 Trilyun. Ini merupakan lost of opportunity dari bangsa Indonesia.

2. "The Future is on Mobile Broadband Technology"

Saat ini di Dunia sudah ada 5-milyar perangkat Mobile Wireless. jadi untuk menggenapkan jumlah itu menjadi 6-milyar penduduk Dunia, maka "The Next Billion" adalah Mobile Wireless users, utamanya adalah Mobile Broadband Wireless users.

Peniliti OVUM memperkirakan bahwa pada tahun 2015 didunia akan ada 750-juta Fixed Broadband lines, termasuk didalamnya 150-juta Serat Optik. Pada tahun yang sama jumlah Mobile Wireless Broadband Users sudah akan mencapai 3,2-milyar orang atau lebih dari 4-kali lipat dari Fixed Broadband lines.

3. Indonesia sudah siap mengembangkan IDN Broadband WiMAX di Pita 2,3 GHZ

Setelah berjuang selama 3-tahun akhirnya Indonesia memiliki kemampuan untuk menguasai Core Teknologi Broadband Wireless Access WiMAX atau Chipset WiMAX, baik itu WiMAX 16d maupun 16e, dimana malah produk WiMAX 16e telah berhasil di-expor ke berbagai negara di luar negeri. Bila berhasil dikembangkan lebih lanjut menuju ke teknologi WiMAX 2.0 (Generasi ke-2), yaitu WiMAX 16m yang telah diakui oleh ITU sebagai "True 4G" (Teknologi Seluler Generasi ke-4) yang setara dengan LTE-Advanced, dimana akan dapat dicapai kecepatan transmisi puncak sampai 340 Mbps, maka akan dapat turut dikembangkan industri pendukungnya di dalam negeri, seperti antena, casing, content dan aplikasi-aplikasinya, after-sales-service, training dan education, dll.

Ini merupakan sebuah kesempatan emas untuk membangun industri manfaktur dalam negeri Indonesia, dimana bila kesempatan emas ini dilewatkan, maka mungkin kesempatan emas serupa tidak akan hadir dalam jangka waktu 100 atau 1000-tahun lagi. Kita harus ingat pengalaman 3-tahun y.l., "Waiting Game is a Losing Game", melihat ke butir 1 diatas.

4. Indonesia belum siap membangun Core Technology LTE, perlu waktu minimum 3-tahun lagi.

Teknologi LTE adalah teknologi yang sudah dipatent-kan, Kekayaan Intelektual-nya (IPR-nya) sudah dimiliki oleh negara-negara lain, yaitu Eropa, Cina, Korea dan USA. Kalaupun kita ingin mengembangkan Core Technology LTE sendiri, maka akan perlu waktu lebih dari 3-tahun. Kalau beli lisensi, maka akan mahal, lagipula mengembangkan teknologi milik orang lain hanya akan menghasilkan nilai tambah yang sangat minimal.

Maka berlaku lagi pengalaman pada butir 1 diatas, yaitu "Waiting Game is a Losing Game....."

5. Teknologi WiMAX 16e sudah sangat matang, harga CPE-nya sekitar $30, sedangkan Teknologi LTE masih pada tahap awal, harga CPE-nya diatas ribuan Dollar.

Teknologi WiMAX adalah teknologi Broadband Wireless yang sudah sangat matang, sebab sudah berjalan selama lebih dari 3-tahun, merupakan teknologi yang hasilnya terjangkau masyarakat luas, harga CPE-nya sekitar $30 tahun depan, memiliki ecosystem industri yang robust (kuat), sudah ada lebih dari 300-jenis perangkat yang terkait, digunakan pada 500 jaringan telekomunikasi diseluruh dunia yang mencakup populasi sebanyak 800 juta orang.

Sedangkan Teknologi LTE adalah teknologi yang baru saja dikembangkan (masih bayi, infant). Untuk mencapai tahap kesiapan seperti Teknologi WiMAX diatas, maka akan butuh waktu sekitar 2-3 tahun lagi, sehingga pengalaman pada butir 1 diatas berlaku lagi: "Wating Game is a Losing Game..."

6. Pita 2,3GHZ paling cocok untuk WiMAX, bukan untuk LTE yg akan menjadi keputusan yang aneh.

Sejak awal memang pita frekwensi 2,3GHz sudah dialokasikan untuk Teknologi Broadband Wireless Access WiMAX. Menempatkan LTE pada pita 2,3GHz menjadi sebuah keputusan yang aneh, membuat pelanggan LTE Indonesia menjadi terkucilkan, tidak bisa membawa keluar perangkat ponsel LTE, PDA LTE atau Laptop LTE ke luar negeri saat kita bepergian, sebab menggunakan pita frekwensi diluar standar Internasional. Kalaupun ingin membuat CPE Indonesia bisa roaming, maka perlu ditambahkan fitur multi-band dengan menambah biaya bagi masyarakat penggunanya, dan membebani keuangan mereka dengan biaya yang tidak seperlunya.

Regulator perlu menetapkan pita 2,3GHz sebagai Teknologi Netral untuk WiMAX (16d dan 16e).

Kerugian lainnya, perangkat LTE produksi Indonesia pada pita 2,3GHz tidak bisa di ekspor ke LN, sehingga membuat industri DN LTE ini sulit untuk berkembang.

Solusi yang terbaik bagi LTE Indonesia adalah menempatkannya pada pita 3G karena LTE adalah kelanjutan dari teknologi itu, atau pada pita hasil Digital Dividend siaran Broadcast TV di 700 MHz, dan pada pita 2,6MHz seperti yang telah dirancang oleh mayoritas negara-negara lain di Dunia.

7. Keuntungan Masa Depan dari Operator 3G yang berevolusi ke LTE tidak akan dinikmati oleh Operator Non-3G dan Operator Baru.

Para operator telekomunikasi 3G memang mendapat keuntungan penghematan CAPEX ketika ber-evolusi ke LTE, sebab ada common RF Equipment di BTS yang dapat di-share oleh kedua teknologi itu. Namun bagi para operator Non-3G, seperti para ISP, Cable-TV, dan para operator pendatang baru, tidak mendapatkan keutungan itu ketika menerapkan Teknologi LTE.

8. Perlu ada keputusan yang tepat dan cepat.

Semua pengalaman dan penderitaan bangsa ini selama tiga tahun yang lalu perlu kita ambil sebagai sebuah pengalaman dan pelajaran yang mahal namun juga berharga, cukup sudah lost opportunity sebesar Rp 414 Trilyun, jangan ditambah lagi. Maka kini tiba saatnya kita semua mengambil keputusan yang tepat dan cepat....

Silahkan ditanggapi, disanggah, dibenarkan atau didukung, sehingga kita bisa yakin bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik, demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai.

Wassalam,
S Roestam
http://wirelesstekno.blogspot.com
http://wartaduniamaya.blogspot.com
http://mastel.wordpress.com

Share this :

  • Stumble upon
  • twitter

Comments (0)

Post a Comment