Welcome Message

Blog ini didedikasikan bagi Masyarakat Dunia Maya Indonesia sebagai Forum Komunikasi antar para penggiat teknologi Dunia Maya agar dapat saling berukar informasi dan perkembangan teknologi Dunia Maya di Indonesia dan di Dunia Global Untuk memberikan Komentar/Tanggapan atas posting di Blog ini, Silahkan Klik icon "?" dan isikan komentar/tanggapan Anda sekalian. Silahkan tekan TAB bila diminta mengisi KODE VERIFIKASI Semoga bermanfaat.

MP3 Clips

Marilah Berfikir Positif demi Kemajuan Bangsa: WiMAX bukan pesaing 3G, malah sebagai Komplemen untuk Offload Traffic Data 3G yg Overload

0

Jaringan 3G, baik itu CDMA 2000 1X maupun UMTS/WCDMA/HSDPA memang di-disain untuk layanan Voice, SMS, Fax, Data berkecepatan rendah, karena carrier pembawa data hanya dibuat ukuran kecil (narrow band), sekitar 1.25 MHZ, sehingga kita tidak bisa mengharap banyak hasilnya. Terbukti dilapangan, bahwa layanan 3G yang ada ternyata sangat tidak memuaskan pelanggan, walaupun di klaim oleh para operator kecepatan transmisi data puncaknya sebagai 3,6 Mbps, 7,2 Mbps, 14,7 Mbps, 21 Mbps, dan terakhir HSPA+ dengan kecepatan transmis 42 Mbps.

Semuanya belum terbukti dilapangan, di Ponsel, Laptop, di PDA, di PC, dll, kecuali di saat testing awal saja saat ULO.

Kemarin di Milis MASTEL ada berita menarik dari seorang anggota, yaitu Pak Richard Kartawijaya yang menguji-coba gratis layanan WiMAX Sitra 4G First Media dirumahnya, dan hasilnya sungguh memuaskan hatinya, karena ia menikmati kecepatan "TRUE" Broadband: Youtube bisa didownload cepat dan tidak terlihat "ndut-ndutan", email instant, download/upload files terlihat mendekati kecepatan instant...

Kalau rakyat Malaysia saat ini sudah bisa menikmati layanan "True Broadband" itu dengan kecepatan yang sangat tinggi dari 4-oprator WiMAX 16e, sehingga penetrasi Broadband di negeri itu pada akhir tahun 2010 ini mencapai 50% perumahan (Household) dan menjadi 90% tahun 2011, maka kita perlu iri-hati. Tahun 2010 ini rata-rata penduduk Malaysia memakai data sebesar 13 GB per bulan, dan tahun depat diramalkan akan mencapai rata-rata 50GB per bulan.

Prof. Budi Rahadjo melalui postingnya di Twitter menyatakan kalau beliau butuh tiap bulan data download/upload sebesar 100 GB per bulan. Namun ada berapa orang di Indonesia yang butuh download/upload data sebesar ini tiap bulan?

Jadi Indonesia sebenarnya juga mampu untuk memberikan layanan serupa dengan Malaysia, sehingga penetrasi Broadband sebagai indikator kemajuan perekonomian nasional melalui dampak Broadband Economy-nya, seharusnya juga sudah dinkmati rakyat Indonesia.

Dari data empiris, maka tiap 10% peningkatan penetrasi Broadband akan menumbuhkan GDP sevesar 1,38%. Jadi kalau kita terlambat menerapkan Broadband selama 3-tahun, ini sama artinya kalau kita sudah kehilangan potensi sebesar 3x1,38%xGDP Indonesia (US$1 Trilyun) = Rp 414 Trilyun.

Mau sampai kapan lagi kita menunda kehadiran True Broadband di Indonesia? Haruskah kita menunggu hadirnya LTE yang merupakan produk proprietary, yang harus dibayar lisensinya, padahal kita sudah siap dengan manufaktur WiMAX 16d dan 16e dengan kandungan lokal yang tinggi?

Kalau ini disebabkan karena para Operator 3G takut kehilangan pasarnya, ini hanyalah ketakutan yang berlebihan, sebab seperti dibuktikan di banyak negara maju, opartor 3G juga mengoperasikan WiMAX 16e tanpa ketakutan kehilangan pasar 3G, malah memang ini strateginya untuk offload traffic data 3G yang sudah overload seperti halnya di Indonesai, dan menggantikannya dengan teknologi baru 4G yang memang benar-benar dirancang khusus untuk traffic data, yaitu WiMAX 16d dan 16e (juga LTE, namun khan kita masih harus menunggu lebih lama untuk operasionalnya, sebab sekaran masih tahap ujicoba dan trial skala kecil, sehingga harganya masih sangat mahal).

Jadi saran saya kepada Regulator, agar layanan WiMAX 16d dan 16e dioperasikan pada pita frekwensi 2,3GHz yang memang sejak awal diproyeksikan untuk itu. Jangan ditunda lagi, sebab dampaknya adalah potensi kerugian nasional sebesar Rp 138 Trilyun tiap tahun. Untuk LTE, yang merupakan Roadmap jaringan 3G hendaknya dialokasikan pada pita 3G yang ada, serta pada pita hasil Digital Dividend pada 700 MHz dan 2,6 GHz, sekaligus memberikan kesempatan kepada manufaktur lokal lainnya yang katanya sedang mempersiapkannya.

Berfikirlah positif demi kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai. Lupakan segala argumentasi masa lalu yang tidak produktif dan konstruktif. Mari kita semua melihat kedepan, Zaman keemasan Indonesia, Indonesia yang aman, adil, makmur dan sejahteran bagi seluruh rakyatnya.

Silahkan ditanggapi, disanggah atau didukung, dengan tujuan demi kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai.

Wassalam,
S Roestam
http://wirelesstekno.blogspot.com
http://wartaduniamaya.blogspot.com
http://mastel.wordpress.com

Share this :

  • Stumble upon
  • twitter

Comments (0)

Post a Comment