Welcome Message

Blog ini didedikasikan bagi Masyarakat Dunia Maya Indonesia sebagai Forum Komunikasi antar para penggiat teknologi Dunia Maya agar dapat saling berukar informasi dan perkembangan teknologi Dunia Maya di Indonesia dan di Dunia Global Untuk memberikan Komentar/Tanggapan atas posting di Blog ini, Silahkan Klik icon "?" dan isikan komentar/tanggapan Anda sekalian. Silahkan tekan TAB bila diminta mengisi KODE VERIFIKASI Semoga bermanfaat.

MP3 Clips

BEBO - Kisah naik-turunnya sebuah Jejaring Sosial. Persoalan Marketing ataukah Hoki?

0

Posted on : 1:05 PM | By : S Roestam | In : , ,

Bebo, jejaring sosial yang kepopulerannya melesat tinggi pada saat diluncurkannya tahun 2005, akhirnya harus menerima kenyataan bahwa jejaring sosial ini kalah bersaing dengan pendatang baru, yaitu Facebook. Bebo adalah sebuah kata singkatan, yaitu Blog Early, Blog Often, sebuah himbauan yang bagus bagi para anggotanya.

Cara kerja kedua jejaring sosial itu tidak banyak perbedaannya. Namun mengapa Bebo kalah dari Facebook. Kemungkinannya, Bebo kurang dipromosikan, sehingga pamornya makin meredup. Ataukah memang Hoki Bebo kurang dibanding dengan Facebook?

Tahun 2008 Bebo dibeli oleh AOL, ISP Amerika yang pertamakalinya beroperasi dan masih memilki pangsa pasar yang cukup besar saat ini di negeri itu. Harag beli Bebo saat itu adalah US$ 850 juta, sebuah jumlah yang fantastis bagi masyarakat Indonesia, sebab Bebo awalnya hanya dikerjakan oleh sepasang suami-istri dari rumah mereka, yaitu Michael Birch dan Xochi Birch.

Setelah dioperasikan selama 2 tahun oleh AOL, ternyata jumlah anggota Bebo malah makin menurun, dan AOL sudah bersiap untuk merugi dengan menjual situs jejaring sosial ini.

AOL berhasil memperoleh pembeli, yaitu sebuah investor pivat, Criterion Capital Partners seharga hanya US$10 juta. Ini berarti AOL telah menderita kerugian sebesar US$840 juta. Sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Transaksi jual-beli Bebo dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2010.

Pada tanggal 25 Mei 2010, situs jejaring sosial Indonesia yang sedang menanjak naik dengan jumlah anggota sebanyak 80.000 orang, yaitu Koprol.com dibeli oleh Yahoo.com. Apakah Koprol.com akan mengalami nasib serupa dengan Bebo.com? Mudah-mudahan para pengelola baru Koprol.com dapat belajar dari pengalaman kegagalan AOL dalam mengelola Bebo.com. Jadi semuanya tergantung pinta-pintarnya pengelola baru itu. Ataukah ada juga peran Hoki disini?

Silahkan ditanggapi.

--------------- Referensi berita -------------

Bebo is a social networking website launched in July 2005 and, from 2008 until 2010, operated and privately owned by AOL Inc. The website's name is an acronym for Blog Early, Blog Often.[2] Users receive a personal profile page where they can post blogs, photographs, music, videos and questionnaires to which other users may answer. Additionally, users may add others as friends and send them messages, and update their personal profiles to notify friends about themselves.[1]

Bebo was founded by Michael Birch and his wife Xochi Birch in January 2005 at their home in San Francisco.[1]

It was acquired by AOL on March 13, 2008 for $850 million.[3][4] In April 2010, AOL announced it is planning to sell or shut down Bebo,[5] with the sale being completed on June 17, 2010 to Criterion Capital Partners for an undisclosed sum

Dicari Inspirasi untuk Inovasi. Bagaimana melanjutkan Inovasi ke Produk Jadi?

2

Posted on : 8:29 PM | By : S Roestam | In : , , , ,

Bila kita bicara tentang Inovasi, kita perlu belajar dari pengalaman Steve Jobs, Boss Apple Inc., USA. Pada tahun 1989 beliau sempat jengkel karena produk PC baru Apple yang sangat innovatif, LISA (Local Integrated Software Architecture) yang sangat tipis dengan operating system yang terbaru gagal untuk meraih penjualan yang besar, karena hanya terjual 80.000 PC selama 1,5 tahun dan kalah populer dengan PC IBM yang terjual sebanyak 250.000 buah dalam 1-bulan!

Untuk melupakan kegagalan ini, Steve memutuskan untuk mengubur 2.700 buah PC LISA disebuah lapangan yang berbiaya US$1,95 per yard. Ini adalah harga untuk kegagalan dari riset selama 3 tahun dan biaya US$50 juta.

Innovator harus memiliki jiwa pantang mundur dan terus berusaha sampai akhirnya suatu hari Ia akan sukses. Thomas Alpha Edison sang pencipta lampu listrik sebelum sukses juga telah melakukan percobaan sebanyak 10.000 kali yang akhirnya sukses besar.

Steve Jobs akhirnya juga sukses besar dengan berbagai produk gadget-gadget Apple Inc., uang mendunia, dimulai iPod, iTunes, iPhone, Mac Book Air dan yang terbaru adalah iPad yang akan membanjiri pasar Indonesia dalam waktu dekat.

Di Indonesia juga banyak innovator yang potensial, namun sayang banyak diantaranya yang cepat menyerah. Beberapa waktu yang lalu ada yang punya idee cemerlang untuk mengubah air menjadi sumber energi kendaraan bermotor, namun gagal karena lebih banyak ilmu kleniknya dari pada ilmiahnya, walaupun ciptaannya cukup memukau dengan nama "Blue Energy".

Sekitar satu tahun yang lalu, saya menyalip seorang pengendara motor yang motornya ada tabung air dan kabel-kabel dan terlihat airnya mendidih. Setelah saya tanya, pengendara motor itu menjelaskan bahwa motornya memakai sistem penghematan BBM dengan menambahkan gas Hidrogen hasil elektrolisis tabung air yang ada di motornya. Hasilnya adalah penghematan BBM bensin sebesar 50%. Lumaya khan? Kalau dihitung setahun, berapa juta penghematannya?

Sebenarnya penggunaan gas Hidrogen yang dicampur dengan bensin untuk kendaraan bermotor bukanlah penemuan baru, sebab teknik ini diciptakan oleh Mr. Brown dari Australia. Makanya teknologi ini disebut "Brown Energy". Di Indonesia juga sudah ada yang memproduksi peralatan untuk menghemat BBM kendaraan bermotor ini dengan harga sekitar Rp 300.000 - 400.000 yang dijual oleh pengusaha bernama P Hidayatullah dan dipresentasikan dimuka para anggota KADIN Indonesia sekitar 2-tahun yang lalu.

Beberapa bulan yang lalu Tim ITB berhasil menciptakan sebuah mobil kecil bertenaga surya yang sangat efisien. Ada banyak lagi karya-karya innovatif anak-anak bangsa yang muncul di berita-berita nasional, namun kemudian hilang tanpa bekas, sebab hasil-hasil gemilang anak-anak bangsa itu tidak ada yang melanjutkan untuk diproduksi secara komersia dan dipasarkan secara nasional atapun internasional.

Dari fakta-fakta yang ada, banyak anak-anak Indonesia yang sukses mengembangkan produk-produk innovatif mereka di luar negeri, seperti di Amerika Serikat. Jadi permasalahannya, kalau mereka tinngal di LN, mereka bisa sukses karena mendapat dukungan pembinaan dan finansial untuk memulai mengembangkan karya-karya mereka menjadi produk jadi yang komersial.

Dibentuknya Komite Inovatif Nasional (KIN) yang diketuai oleh Bapak Zuhal dan anggotanyanya antara lain adalah Ibu Betti Alisjahbana kita harapkan dapat menjembatani gap untuk dapat mewujudkan karya-karya innovatf anak-anak bangsa menjadi produk-produk jadi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Silahkan ditanggapi dan semoga bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.

Indonesia Negeri yang Makin Permissive

0

Posted on : 10:55 PM | By : S Roestam | In : ,

Heboh soal video asusila telah melanda negeri ini selama lebih dari satu minggu, dimana seru diberitakan bahwa ada ancaman hukuman yang berat bagi pelaku penyebaran video itu maupun para pemainnya. Video itupun ternyata telah di-upload ke situs video Youtube, sehingga seantero duniapun ikut heboh.


Kehebohan adanya video asusila itu ikut menghiasi koran-koran lokal di Afrika Selatan, Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan lain-lainnya. Berita itu telah mampu mengimbangi pemberitaan tentang Piala Dunia yang sedang berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan.

Sampai-sampai sang bintang filem-filem hot asal Jepang, Miyabi atau Maria Ozawa ikut pula menanggapi berita asal indonesia itu.

Para pejabat, termasuk MenDiknas dan MenKominfo ikut pula membahas dan memberikan tanggapan atas beredarnya video asusila buatan Indonesia itu. Bermunculan pula tokoh-tokoh analis multimedia "mirip RS" yang semuanya sepakat bahwa video itu memang 90% adalah asli.

Instruksi dari Dinas Pendidikan DKI untuk merazzia ponsel-ponsel para siswa pun telah dilaksanakan oleh para petugas dari Polri, namun dengan hasil nihil, sebab para siswa telah tahu akan adanya razzia itu sehingga telah mereka hapus dari ponsel mereka. Walaupun di tayangan TV beberapa waktu yang lalu, anak-anak remaja, anak-anak sekolah, para pelajar putri yang berkerudung telah pula tahu adanya peredaran video asusila, dan mungkin ada yang telah melihatnya.

Pihak Polri dan Depkominfo telah menyatakan bahwa mereka telah dapat melacak peng-upload video asusila tersebut dari beberapa wilayah Indonesia, namun untuk menetapkan individu pelakunya, masih diperlukan beberapa waktu lagi.

Di fihak lain, belum ada pernyataan yang tegas dari para ulama tentang sikap yang harus diambil, kecuali dari seorang Walikot Makassar yang menyatakan bahwa para pemain video panas itu akan mendapat sangsi moral bila datang ke wilayahnya.

Melihat masih adem-ayemnya para pemimpin agama dan pendekar moral Indonesia, maka dipertanyakan, apakah Indonesia sekarang telah menjadi negeri yang makin permissive?

Silahkan ditanggapi dan semoga bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.

Oleh-oleh dari Pabrik WiMAX di Bandung: Produksi Chipset dan Knowledge Workers

0

Klik for Slide Show Pada hari Rabu, 10 Juni 2010 rombongan MASTEL mendapat kesempatan untuk berkunjung ke sebuah pabrik WiMAX yang berlokasi di wilayah Sarijadi, Bandung, Indonesia, untuk menyaksikan sendiri disain chipset baseband WiMAX yang dilaksanakan oleh 60 orang para tenaga ahli asli Indonesia. Pabrik ini dimiliki oleh sebuah perusahaan nasional XIRCA yang dipimpin oleh Ibu Sylvia W. Sumarlin (Ibu Evie) selaku CEO dan Bapak Taufik Aldjufry selaku Chairman/Komisaris.

Karyawan XIRCA berjumlah 60 orang yang semuanya adalah anak-anak muda lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang telah terlatih baik, pada awalnya oleh Tim dari INTEL, pabrik chipset terbesar di dunia. Pembuatan chipset WiMAX merupakan sebuah proses dengan teknologi yang sangat tinggi, dan sebagian besar adalah proses disain software sehinggan hanya membutuhkan kemampuan intelektual )otak) yang tinggi, kreatif dan innovatif yang tidak mudah untuk ditiru, kecuali kalau pemilik otak itu yang membawa knowledge (pengetahuan) itu pindah ketempat lain. Sebab knowledge yang ada di-otak manusia adalah jenis Knowledge "Tacit" (pengetahuan yang tersembunyi) yang hanya dapat dipindahkan ke-otak manusia lain melalui pelatihan, diskusi, interaksi dan komunikasi antar manusia, sebelum dapat disimpan dalam bentuk file-file harddisk, CD-ROM, Flash Disk, basis data komputer, buku-buku, dokumen, catatan, video atau rekaman suara (disebut Knowlege "Explicit").

Saat ini XIRCA sudah mampu mengembangkan sendiri knowledge yang dibutuhkan untuk membuat chipset-chipset baru sesuai kebutuhan pasar. Oleh karena itu para karyawan XIRCA memiliki nilai pengetahuan yang sangat tinggi yang langka di dunia. Terbukti dari rate turn-over karyawan yang mencapai sekitar 10-15 orang per bulan, sebab di banyak negara karyawan dengan pengetahuan khusus ini sangat dibutuhkan oleh mereka, dengan iming-iming gaji dan fasilitas yang menggiurkan. Jadi pabrik XIRCA dapat juga disebut sebagai pabrik chipset dan pabrik karyawan berpengetahuan tinggi (knowledge workers). Posisi XIRCA saat ini mirip dengan Citibank di awal tahun 1970-an.

Pabrik XIRCA saat ini merupakan market leader dalam proses pembuatan chipset yang cost-effective, sebab telah menerapkan innovasi baru dalam proses yang sebelumnya berbiaya mahal, sebab testing prototype tidak lagi melalui proses pembuatan hardware chip, namun dengan cara simulasi logic program komputer, sehinnga dapat menghemat pembuatan prototype untuk testing. Dengan proses baru ini, maka diperoleh penghematan sampai US$500.000,- per prototype chipset.

Proses lanjutan pembuatan chipset fisik dilakukan di Singapore. Selanjutnya chipset Baseband WiMAX itu dikemas menjadi perangkat WiMAX Base Station (BS) dan Subscriber Station (SS) di lokasi pabrik lainnya di Padalarang, Bandung yang mengkhusukan untuk produksi/assembling hardware WiMAX. RF Module untuk perangkat WiMAX di-impor dari Luar Negeri, tergantung permintaan pasar, apakah itu WiMAX standar 16d ataupun standar 16e. Jadi secara keseluruhan XIRCA beserta perusahaan sekelompoknya mampu memproduksi kedua jenis standar WiMAX di Indonesia.

Dari hasil diskusi, diperoleh kesimpulan bahwa WiMAX 16d lebih cocok untuk komunikasi point-to-point, seperti penggunaannya untuk backhaul jaringan WimAX atau GSM, sedangkan WiMAX 16e lebih cocok untuk distibusi atau last-mile-access bagi para pelanggan. Kombinasi keduanya secara pembagian fungsional tersebut sangat cocok bagi kondisi Indonesia untuk menyebar-luasan atau penggelaran penggunaan WiMAX diseluruh wilayah tanah air.

Bila saja selama beberapa tahun mendatang dapat dilyani sejumlah 100 juta pelanggan, maka pasti Industri perangkat WiMAX di Indonesia akan maju pesat serta profitable bagi pabrikan-pabrikan/industri nasional Indonesia maupun bagi para operator WiMAX yang telah memenangkan Tender BWA (8 operator).

Semoga oleh-oleh perjalanan MASTEL ke Bandung ini memberikan insiprasi kebijakan untuk mempercepat penggelaran jaringan BWA/WiMAX diseluruh Indoseia yang memberikan manfaat WIN-WIN bagi pabrikan/industri nasional maupun operator, serta mendorong percepatan kemajuan bangsa dan negara.

Silahkan diberikan tanggapan yang konstruktif demi kemajuan bangsa dan negara.