Green Growth
Green Growth adalah Kerangka Kerja sebagai tanggapan atas tantangan untuk menghadapi perubahan iklim dan pertumbuhan yang sustainable.
Menurut hasil study ESCAP, Sustainable Development dapat dicapai melalui tiga faktor yang saling terhubung, yaitu:
Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Sosial, dan
Kelestarian Lingkungan
Gambar dibawah menggambarkan pilar-pilar untuk tercapainya Green Growth:
Definisi “Green and Cool ICT”
Green ICT adalah ICT yang, sebagai hasil dari penggunaannya, memproduksi emisi karbon yang relatif rendah yang pada saat bersamaan juga mempunyai potrensi untuk mengurangi emisi-emisi karbon di berbagai bidang lainnya melalui katalisasi perubahan teknologi, institusional dan perilaku (behaviour) individu/masyarakat/institusi/organisasi.
Definisi ini dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Kondisi lingkungan ICT Indonesia:
Secara global, dampak emisi karbon dari sektor ICT secara keseluruhan adalah sebesar 2%, dimana komponen-komponennya adalah BTS, ponsel, PSTN, TV, Radio, Broadband, Narrowband, limbah ICT, seperti komputer bekas, komponen2 lainnya, dsb.
Diperkirakan ada sebanyak 70-juta PC, Laptop dan Netbook di Indonesia
e-Waste: ada 1-juta PC yang harus dibuang tahun 2010 dan meningkat sebesar 25% per tahun
Ada sekitar 850 Stasion Pemancar TV dan ribuan pemancar Radio.
Ada sekitar 80-juta Pesawat TV dan 50-juta pesawat radio.
Ada sekitar 90.000 BTS jaringan Telpon Seluler GSM dan CDMA
Ada 9-juta pelanggan PSTN, 160 juta pelanggan Ponsel, 35-juta pelanggan telpon Fixed Wireless Access, 45-juta pengguna Internet dan 2,5 juta pengguna Broadband.
Produksi Voucher Pulsa Telpon diperkirakan sekitar 50-juta per tahun dan menjadi limbah yang mencemari lingkungan.
Ada 25.000 ssl Desa Berdering, 131 ssl Desa Pinter, dan 5.748 Pusat Layanan Internet Kecamatan.
JAWABAN atas Pertanyaan-pertanyaan:
Menurut pengamatan Anda, sejauh ini bagaimana penerapan program
Green ICT pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya
perusahaan ICT?
Perusahaan-perusahaan ICT di Indonesia saat ini sudah mulai sadar akan pentingnya penerapan Green ICT untuk mengurangi emisi karbon dan pemanasan global melalui berbagai upaya penghematan penggunaan energi listrik (dari perangkat yang lebih efisien dalam penggunaan daya listrik, mengurangi penggunaan AC dan diganti dengan pendinginan udara/angin, sering mematikan AC, dll). Juga upaya mengurangi eWaste, seperti melakukan recycling PC, Circuit Board, ponsel, kertas Voucer Isi Ulang, dll.
Perusahaan ICT juga mulai mengganti penggunaan layar PC/TV dari CRT ke LCD/LED yang hemat energi. BTS yang digunakan juga mulai dipakai yang hemat energi karena dilakukan miniaturisasi, serta tanpa pendingin AC, dan digunakan Solar Panel untuk mengganti Genset Diesel yang mahal dan menimbulkan banyak energi panas.
Dengan adanya ICT, baik itu perusahaan ICT ataupun perusahaan-perusahaan lainnya dapat menerapkan paperless office, mengurangi sebanyak mengkit dokumen-dokumen cetak dan mengganti dengan dokumen elektronik.
Dengan tersedianya jaringan pita lebar baik itu fixed line, fixed wireless maupun mobile wireless dan 3G, maka dimungkinkan perusahaan-pereusahaan untuk menerapkan Telewoeking atau Telecommuting, tidak harus semua karyawan/manager masuk kan tor tiap hari, sehingga dapat mengheemat BBM, mengurangi emiosi karbon, dan menghemat listrik di kantor-kantor.
Operator Telekomunikasi Indonesia yang telah menjadi anggota Global e-Sustainability Initiative (GeSI) adalah PT Bakrie Telekom, dimana upaya realisasinya antara lain adalah penggunaan BTS yang hemat energi, penggunaan Power Supply dari Solar Panel, dan membuat Vouche Isi Ulang dari kertas yang sangat kecil untuk mengurangi limbah.
Perusahaan-perusahaan ICT Global yang menjadi anggota GeSI adalah: Bell Canada, British Telecom, NTT, CISCO, Deutsche Telekom, Ericsson, France Telecom, Hewlett Packard, Intel, Microsoft, Nokia, Nokia Siemens Networks, Sun Microsystems, T-Mobile, Telefonica, Telenor, Verizon, Vodafone, Dell dan LG.
Operator-operator Telekomunikasi lainnya di Indonesia juga sedikit banyak telah pula menerapkan upaya-upaya seperti yang dilakukan oleh Bakrie Telekom tersebut diatas.
Apa manfaat dari penerapan Green ICT ini, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun komunitas/lingkungan lebih luas? Apakah Negara turut diuntungkan dari penerapan Green ICT ini? Lantas, seperti apa upaya yang mesti dilakukan pemerintah untuk mendukung penerapan Green ICT ini di kalangan perusahaan?
Bagi perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan Green ICT, maka jelas diuntungkan dari penghematan energi dan biaya penggunaannya, mendapatkan citra yang baik di masyarakat sebagai bagian dari Public Relations, dan mmbuat para karyawannya lebih nyaman dalam bekerja (ramah lingkungan).
Negara juga diuntungkan, karena upaya nasional mengurangi emisi karbon dan pemanasan global mendapat dukungan perusahaan-perusahaan itu, disamping secara nasional juga dapat menghemat energi dan hemat anggaran BBM.
Upaya yang diperlukan untuk mendorong penerapan Green ICT adalah melakukan sosialisasinya secara lebih intensif melalui Seminar, Training, Workshop, serta pemberian insentif atau penghargaan khusus kepada perusahaan-perusahaan yang menonjol dalam penerapan Green ICT.
Apa saja saran (dan kritik) Anda bagi pelaksanaan program Green ICT
bisa lebih masif dalam penerapannya?
Kritik untuk membangun:
Pemerintah/Birokrasi sering menggebu-gebu saat awal dimulainya suatu program, namun tindak lanjut dan jadwal program sering kali meleset/molor, dengan alasan sibuknya para pejabat atau staff yang ditugasi.
Target pengurangan emisi karbon sebesar 26% tahun 2020 tanpa bantuan Asing dan pengurangan 41% dengan bantuan asing terlihat sangat optimistik, dilihat dari kenyataan dilapangan, masih banyaknya pelaku pembakaran lahan sawit/gambut/hutan di Sumatera, Kalimantan dan pulau-pulai lainnya tahun 2011 ini.
Saran-saran:
Sosialisasikan Progaram Green ICT secara lebih luas dan intensif dikalangan pengusaha dan masyarakat umum dengan anggaran yang cukup.
Berikan penugasan dan tanggung-jawab yang lebih jelas kepada para Pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan Program Green ICT ini, dengan target pencapaian sasaran-sasaran kerja dan jadwal yang jelas dan dimonitor dan di publikasikan ke masyarakat agar masyarakat dapat ikut memberikan masukan-masukan yang positif, kreatif dan inovatif. Kalau bisa agar seminimal mungkin merangkap jabatan, supaya beliau-beliau itu dapat lebih fokus dalam menangani Program Green ICT ini.
Sosialisasikan budaya Paperless Society, Teleworking atau Telecommuting untuk mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional.
0