Welcome Message

Blog ini didedikasikan bagi Masyarakat Dunia Maya Indonesia sebagai Forum Komunikasi antar para penggiat teknologi Dunia Maya agar dapat saling berukar informasi dan perkembangan teknologi Dunia Maya di Indonesia dan di Dunia Global Untuk memberikan Komentar/Tanggapan atas posting di Blog ini, Silahkan Klik icon "?" dan isikan komentar/tanggapan Anda sekalian. Silahkan tekan TAB bila diminta mengisi KODE VERIFIKASI Semoga bermanfaat.

MP3 Clips

Mengapa Tingkat Kelulusan Ujian Nasional 2010 Menurun?

1

Posted on : 10:44 AM | By : S Roestam | In : ,

Mengapa di suatu sekolah ada yg kelulusan UN-nya = 0%, 25%, 50%, 80%
atau 100%?

Analisa-nya adalah sbb:
Dalam suatu proses belajar-mengajar, ada unsur-unsurnya, yaitu: Siswa, Guru, Sarana atau infrastruktur berupa kelas, buku, alat peraga, laboratorium, fasilitas-fasiltas belajar dan lain-lainnya, serta yg penting adalah materi yang diajarkan serta soal-soal yang di-ujikan
apakah relevan atau tidak dengan pelajaran yang di-ajarkan kepada para murid.

Kalau yg lulus =0% kemungkinannya adalah:

  1. Murid sangat bodoh atau malas
  2. Gurunya yg tidak mampu mengajar
  3. Infrastruktur atau sarana yg tidak ada atau memadai, misalnyakekurangan kertas, alat tulis untuk mencatatat, tidak punya buku2pelajaran, ruang kelas bocor sehingga sering pengajaran dibatalkan,dsb..
  4. Soal-soal ujian UN tidak ada relevansi dengan pelajaran yg pernah diberikan kepada para siswa, sehingga sepandai-pandainya seorang murid, mereka salah menjawab soal ujian UN itu. Ini mengagetkan para peserta ujian UN, sehingga mereka makin groggi...
  5. Dalam suatu proses belajar-mengajar, biasanya selalu ada suatu test awal atau ujian tiap semester, misalnya untuk mengetahui tingkat penyerapan suatu pelajaran di kelas itu. Jadi kalau isi soal UN itu asing atau sangat berbeda dengan test-test semesteran di sekolah, maka jangan harap kalau para siswa bisa lulus UN!

Kalau yg lulus UN = 100% maka analisa kemungkinannya adalah:
  1. Muridnya sangat pandai dan rajin
  2. Gurunya sangat kompeten dan professional
  3. Infrastruktur atau sarana pendidikannya sangat baik dan lengkap
  4. Soal-soal ujian UN sangat relevan dengan pelajaran yg pernah diterima oleh para siswa
  5. Ujian UN itu mirip test-test semesteran di sekolah mereka, sehingga para siswa itu dengan gampang menjawab tiap soal, lulus 100%!

Kalau tingkat kelulusan UN itu diantara 0% dan 100%, maka jawaban
analisanya adalah diantara kedua kasus tersebt diatas.

Yang bikin bingung DIKNAS adalah bilamana banyak murid yg lulus UMPTN, namun tidak lulus UN, sehingga dilarang masuk Perguruan Tinggi. Mana yg lebih penting, lulus UN atau lulus UMTN untuk boleh masuk ke Perguruan Tinggi??

Kesimpulannya: UN hanyalah sebagai sampling penilaian mutu suatu proses belajara-mengajar, sebab yg di-uji hanya 4-matapelajaran, sehingga bukan alat penentu lulus-tidaknya seorang siswa dalam proses belajar-mengajar selama 3-tahun.

Lulus-tidaknya seseorang siswa hendaknya dilihat dari nilai Rapor tiap tahun dan hasil ujian akhir tahun ke-3 dari tiap sekolah. Ini yg lebih logis dan fair bagi para siswa. Saat ini yg jauh lebih penting bagi para siswa adalah kejujuran, ketekunan bekerja, kedisplinan, dan hal-hal yang menyangkut masalah moralitas yg lebih baik.

Silahkan ditanggapi secara logis dan rasional agar bangsa Indonesia dapat maju pesat menuju ke tercapainya cita-cita Kemerdekaan Indonesia: masyarakat yang adil, makmur, aman dan sejahtera bagi segenap warganya.

Share this :

  • Stumble upon
  • twitter

Comments (1)

Saran solusi atas kasus penyebaran Filem: "Cowboys in Paradise":

Semaksimal mungkin praktek gigolo ini di redam, Lalu kita perkuat
branding Bali sebagai kota dewata dengan keunikan budaya, karya-karya
seni, fasilitas hotel dan kuliner kelas dunia, keindahan alam dan
keramah tamahan orang bali. Kita buat juga berbagai program yang
mengundang orang ke Bali, seperti Bali fashion week, berbagai
conference internasional dan event yang menonjolkan kreativitas Bali.

Daripada mencari kambing hitam si pembuat Filem "Cowboys in Paradise" yg telah berjasa membukakan mata telinga kita kalau memang ada praktek semacam itu di Bali.

Jangan biarkan citra Bali sebagai Pula Dewata yg penuh dgn upacara
keagamaan yg sakral berubah menjadi tujuan wisata sex seperti di
Thailand.

Apa jadinya para pemuda yg bertubuh tegap-tegap itu di masa depannya??

Post a Comment